Di Depan Mahasiswa S2 UGM, Risma Tuturkan Cara Jadi Maknya Bonek



Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini muncul di tengah-tengah mahasiswa pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (25/8). Sosok wali kota yang namanya fenomenal itu memang diundang untuk menjadi pembicara pada kuliah perdana  mahasiswa baru program pascasarjana UGM di Grha Sabha Pramana.

Di hadapan ribuan mahasiswa UGM, perempuan yang kondang disapa dengan nama Risma itu memaparkan kunci penting agar berhasil menata Surabaya. Yang fenomenal tentu keputusannya menutup lokalisasi terbesar di Indonesia, gang Dolly. 

"Yang kita bangun dari Surabaya adalah dengan membangun budayanya. Surabaya yang dulunya panas, kotor, warganya keras kepala, banyak nyamuk, bonek, sekarang sudah berubah lebih baik," ujar Risma saat mengawali pidato ilmiahnya. 

Sekitar kurang lebih dua jam calon wali kota Surabaya dari PDI Perjuangan itu memamerkan capaian-capaiannya selama memimpin Kota Pahlawan. Risma menggunakan dua layar besar untuk memaparkan kiat dan keberhasilannya memimpin Pemkot Surabaya. 

Dia menceritakan saat pertama menjabat sebagai wali kota, Surabaya terkenal sangat kotor dan kumuh. Dia pun langsung turun tangan membersihkan sendiri lingkungan, got, saluran air dan jalan-jalan. 

"Awalnya karena saya bersihin sendiri, lama-lama warga jadi sungkan lalu ikut membersihkan. Setelah itu saya tinggal. Hasilnya, penyakit di Surabaya turun drastis. Sampah masuk TPA (tempat pembuangan akhir, red) juga sedikit. Kota dan kampungnya sudah bersih soalnya," ungkapnya. 

Risma juga menceritakan upayanya mendekati suporter Persebaya, Bonek Mania yang terkenal karena negatifnya. Ia terus-menerus berkomunikasi dan melakukan pendekatan langsung dengan para bonek. Kadang ia melakukannya sampai pukul 02.00 dini hari demi memberikan pemahaman agar menghargai dan menghormati orang lain. 

"Saya bilang, kalau cuma jadi suporter saya juga bisa, coba jadi pemain yang bagus, saya tantang mereka. Kalau sudah saya naik di atas truk, saya suruh duduk, mereka duduk semua. Padahal polisi aja takut sama bonek,” katanya.

Sampai suatu saat pernah ada yang bertanya ke Risma mengapa bisa berhasil menaklukkan bonek yang terkenal brutal. “Bu Risma kok bisa taklukan bonek, lha iki maknya Bonek," ujarnya mengundang tawa. 

Sementara di bidang pendidikan, Risma berupaya memperluas lapangan dan taman bermain. Dia juga pernah membongkar sekolah dan membangunnya lagi menjadi bangunan berlantai 3-4 agar murid juga lebih leluasa bergerak. 

"Klosetnya saya ganti dengan kelas hotel, biar mereka mengubah budaya dengan hidup bersih. Saya juga ada program 1000 perpustakaan," paparnya. 

Risma juga memamer keberhasilannya membuat pertanian organik di Surabaya. Dia mengklaim saat ini pertanian organik di Surayaba sudah bisa memenuhi kebutuhan sayuran di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu. 

"Kami ini kota, tapi punya pertanian. Pertanian organik lagi, hasilnya lebih menguntungkan, harganya lebih mahal dari sayur biasanya," tambahnya. 

Tidak ketinggalan dia juga pamer berhasil mengubah Gang Dolly dari lokalisasi menjadi  pusat batik dan kerajinan lainnya. "Dulunya yang di Dolly saya latih untuk membuat batik, keset dan kerajinan lainnya, hasilnya sampai diekspor. Sekarang ada anak saya di sana, tatoan, tapi punya pekerja buat batik 50 orang lebih," tandasnya. 

Di tempat yang sama, Rektor UGM, Dwikorita Karnawati pun memuji kehebatan Risma. Menurutnya, Risma adalah sosok yang memiliki karakter sosiointerpreneur yang cermat mengambil peluang dan memperhitungkan risiko. 

"Lulusan UGM, pascasarjana jangan kalah seperti bu Risma. Lulusan diharapkan bisa seperti bu Risma ini," tandasnya.



Sumber: jawapos.com




0 comments:

Posting Komentar